Ini adalah sebuah renungan bagi anak rantau, termasuk diri penulis sendiri, tentang kerinduan seorang ibu di kampung, yang ditinggalkan anak terkasihnya. Tulisan ini akan menunjukkan betapa rindunya seorang ibu kepada anaknya, yang mungkin tidak kita semua rasakan, karena tidak memperhatikan.
1. Ibu merasa ada yang hilang ketika anaknya merantau
Ya, hari-hari yang biasanya diisi oleh pembicaraan dengan anaknya, rengekan minta uang dari anaknya, pergi ke pasar yang diantar anaknya, kecupan di tangannya ketika hendak berangkat sekolah, tiba-tiba hilang begitu saja. Kenangan-kenangan ini membayangi hari-hari pertama seorang ibu yang ditinggal merantau anaknya. Bahkan bisajadi ia tidak nyenyak tidur memikirkan kondisi kita semua.
Ya, hari-hari yang biasanya diisi oleh pembicaraan dengan anaknya, rengekan minta uang dari anaknya, pergi ke pasar yang diantar anaknya, kecupan di tangannya ketika hendak berangkat sekolah, tiba-tiba hilang begitu saja. Kenangan-kenangan ini membayangi hari-hari pertama seorang ibu yang ditinggal merantau anaknya. Bahkan bisajadi ia tidak nyenyak tidur memikirkan kondisi kita semua.
Baca Juga:
- VIDEO HEBOH !! Para Pria Mencoba Alat Simulator Melahirkan Yang Dapat Merasakan Rasa Sakit Ketika Melahirkan, INI JAWABAN Mengapa Tuhan Memberikan Fitrah Melahirkan Pada Wanita...
- Ya Allah.., Aku Sangat Mencintai Ibuku Jadi Izinkan Aku Membahagiakannya...AMIN ! Artikel Ini Memberikan Penjelasan Tentang Ibu Dan Sebagai Pedoman Membahagiakan Ibu... Baca Bagi Yang Ingin Membahagiakan Ibu!
2. Khawatir yang berlebihan
Adalah wajar seorang ibu khawatir kepada anaknya. Hari pertama berangkat merantau, di hari itu pasti ibu menanyakan keadaan kita, sudah sampai di lokasi atau belum, bekal makanan cukup atau tidak, uang saku bagaimana, dan sebagainya. Ketika di kampung terjadi bencana, misalnya gempa, meski tidak sampai di tempat rantau, ibu bisa panik luar biasa, karena tidak mau terjadi apa-apa dengan anaknya. Apalagi jika ia melihat berita di televisi bahwa ada kejadian buruk di kota rantau kita, bertambah gusar hati ibu di sana.
3. Belajar menggunakan handphone atau media lain untuk menghubungi kita
Bagi beberapa ibu yang tadinya tidak begitu penting urusan komunikasi dengan handphone, ia harus belajar menggunakannya hanya untuk menghubungi kita. Bahkan mungkin juga dengan media sosial kekinian, ia terpaksa membuat akun untuk dapat melihat aktivitas kita. Maka jangan heran jika suatu hari ada permintaan pertemanan dari seseorang yang ternyata adalah ibu kita sendiri, ia hanya ingin mengetahui apa yang kita lakukan di sini. Maka adalah salah ketika ibu menelepon kita, lantas kita tidak melayani dengan alasan yang tidak diterima, ibu hanya rindu pada kita.
4. Ibu akan repot luar biasa ketika mendengar berita kamu akan pulang
Betapa bahagianya hati seorang ibu ketika mendengar anak yang sudah lama ia rindukan akan pulang dalam waktu yang dekat. Ibu berusaha mempersiapkan tempat tidur kamu, membersihkan kamar kita, membeli sesuatu untuk kita makan nanti, dan lain-lain. Ia ingin ketika kita pulang, kamu suka dengan kondisi rumah.
5. Ibu selalu mendoakan kita di sepertiga malamnya
Ketika mulai berusaha menahan rasa rindunya, dan mencoba melepaskan kita, ibu melakukannya dengan curhat di hadapan Allah, Tuhan yang Maha Mendengar. Ia mendoakan kita di sana, memohon kebaikan kita. Maka jangan heran jika di suatu malam saat kamu tertidur, seperti ada yang memanggil nama kamu, yang menjadikan kamu terbangun. Bisa jadi di saat itu ibu sedang meluapkan kerinduannya lewat Tuhan, dan Tuhan menyalurkannya kepada kita. Maka bangunlah dan sambutlah doanya dengan juga mendoakannya di malam itu juga.
6. Terkadang ibu merasa kamu akan pergi selamanya
Kadang rasa rindu yang ditahannya menyebabkannya merasa bahwa ia harus merelakan kita. Terkadang ibu merasa kita tak akan kembali lagi, apalagi jika suatu hari kita pergi karena pernikahan. Rasanya berhenti sudah perannya sebagai ibu. Anak yang paling disayanginya sudah punya keluarga sendiri, dan pasti akan sangat jarang mengunjungi.
Adalah wajar seorang ibu khawatir kepada anaknya. Hari pertama berangkat merantau, di hari itu pasti ibu menanyakan keadaan kita, sudah sampai di lokasi atau belum, bekal makanan cukup atau tidak, uang saku bagaimana, dan sebagainya. Ketika di kampung terjadi bencana, misalnya gempa, meski tidak sampai di tempat rantau, ibu bisa panik luar biasa, karena tidak mau terjadi apa-apa dengan anaknya. Apalagi jika ia melihat berita di televisi bahwa ada kejadian buruk di kota rantau kita, bertambah gusar hati ibu di sana.
3. Belajar menggunakan handphone atau media lain untuk menghubungi kita
Bagi beberapa ibu yang tadinya tidak begitu penting urusan komunikasi dengan handphone, ia harus belajar menggunakannya hanya untuk menghubungi kita. Bahkan mungkin juga dengan media sosial kekinian, ia terpaksa membuat akun untuk dapat melihat aktivitas kita. Maka jangan heran jika suatu hari ada permintaan pertemanan dari seseorang yang ternyata adalah ibu kita sendiri, ia hanya ingin mengetahui apa yang kita lakukan di sini. Maka adalah salah ketika ibu menelepon kita, lantas kita tidak melayani dengan alasan yang tidak diterima, ibu hanya rindu pada kita.
4. Ibu akan repot luar biasa ketika mendengar berita kamu akan pulang
Betapa bahagianya hati seorang ibu ketika mendengar anak yang sudah lama ia rindukan akan pulang dalam waktu yang dekat. Ibu berusaha mempersiapkan tempat tidur kamu, membersihkan kamar kita, membeli sesuatu untuk kita makan nanti, dan lain-lain. Ia ingin ketika kita pulang, kamu suka dengan kondisi rumah.
5. Ibu selalu mendoakan kita di sepertiga malamnya
Ketika mulai berusaha menahan rasa rindunya, dan mencoba melepaskan kita, ibu melakukannya dengan curhat di hadapan Allah, Tuhan yang Maha Mendengar. Ia mendoakan kita di sana, memohon kebaikan kita. Maka jangan heran jika di suatu malam saat kamu tertidur, seperti ada yang memanggil nama kamu, yang menjadikan kamu terbangun. Bisa jadi di saat itu ibu sedang meluapkan kerinduannya lewat Tuhan, dan Tuhan menyalurkannya kepada kita. Maka bangunlah dan sambutlah doanya dengan juga mendoakannya di malam itu juga.
6. Terkadang ibu merasa kamu akan pergi selamanya
Kadang rasa rindu yang ditahannya menyebabkannya merasa bahwa ia harus merelakan kita. Terkadang ibu merasa kita tak akan kembali lagi, apalagi jika suatu hari kita pergi karena pernikahan. Rasanya berhenti sudah perannya sebagai ibu. Anak yang paling disayanginya sudah punya keluarga sendiri, dan pasti akan sangat jarang mengunjungi.
Pada intinya, ketika kita berada di perantauan, ada ibu atau keluarga yang merindukan kita di sana, yang terus mendoakan kita di sana. Maka, apakah benar jika di tempat rantau kita bertindak sesuka kita? Ibu menyimpan harapan besar kepada anaknya, dan adalah wajib bagi kita untuk mewujudkan harapannya. Ketika kita pulang kampung nanti, berikanlah senyum terbaik untuk ibu, dan berilah ia kabar gembira.
Do'a Dan Hal Yang Harus Dilakukan Terhadap Orang Tua
Dan diantara golongan yang berhak mendapat kasih sayang dari kita adalah kedua orang tua kita sendiri. Benar, ya Ikhwan, kedua orang tua kita adalah orang yang paling berhak untuk kita sayangi. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan dari atas tujuh langit.
Allah Berfirman:
(( وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلآ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا …))
“Dan Rabbmu telah memerintahkan, supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya…!”[QS. Al Israa’: 23]
Kata ( إِحْسَانًا ) ‘ihsaanan’ datang dalam bentuk nakirah, menunjukkan umum, berbuat baik dari segala sisi. Kita diperintahkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua kita..
Dalam ayat yang lain, Allah berfirman:
(( اخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil..!’.” [QS. Al-Israa’:24]
Kita diperintahkan untuk menyayangi kedua orang tua. Hendaklah kita benar-benar menyadari, bahwasannya keberadaan kedua orang tua di sisi kita merupakan nikmat yang besar dari Allah Subahanahu wa Ta’ala. Nikmat yang agung dari Allah. Allah masih mengijinkan kita untuk melihat kedua orang tua kita, semua adalah rahmat dari Allah. Suatu nikmat yang tidak mungkin dapat kita beli dengan seisi dunia ini.
Lalu, bagaimana cara menyayangi kedua orang tua kita? Kita dapat menyayangi kedua orang tua kita dengan beberapa hal, diantaranya.
1. Berkata yang baik kepada kedua orang tua
Yang pertama, seseorang tidak akan mampu menyayangi kedua orang tuanya, kecuali dengan berkata baik kepada mereka. Berkata baik kepada keduanya.
Yang pertama, seseorang tidak akan mampu menyayangi kedua orang tuanya, kecuali dengan berkata baik kepada mereka. Berkata baik kepada keduanya.
Sungguh Allah telah memeperingatkan kita dari atas tujuh langit. Allah Subahanahu wa Ta’ala telah mengingatkan seluruh anak dari atas ‘Arsy. Allah berfirman:
((… وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا …))
“… dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik..!” [QS. Al Isra’: 23]
2. Membahagiakan kedua orang tua
Kemudian yang kedua, seseorang tidak mungkin bisa menyayangi kedua orang tuanya, kecuali dengan mebahagiakannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Kemudian yang kedua, seseorang tidak mungkin bisa menyayangi kedua orang tuanya, kecuali dengan mebahagiakannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَأَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ، أَوْ تَكْشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً، أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْناً، أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوْعًا
“Dan pekerjaan yang paling dicintai Allah adalah menggembirakan seorang muslim, atau menjauhkan kesusahan darinya, atau membayarkan hutangnya, atau menghilangkan laparnya..” [HR. Ath Thabrani di dalam Al Mu’jam Al Kabir, no. 13646]
3. Mendoakan mereka
Cara selanjutnya untuk menyayangi kedua orang tua adalah dengan mendoakan mereka di saat mereka masih hidup, maupun ketika keduanya telah tiada. Jangan sekali-kali kita mengira dan menduga , bahwa berbakti kepada kedua orang tua bisa berhenti ketika mereka berdua telah wafat. Akan tetapi, berbakti kepada kedua orang tua tetap ada, selama Sang Anak itu hidup.
Walaupun orang tua telah meninggal, berbakti kepada keduanya tetap ada, tetap wajib, yaitu dengan mendoakan mereka. Orang tua kita sangat butuh akan doa anaknya, apalagi di saat keduanya telah berada di alam kubur; karena kita tidak tahu keadaan mereka di alam kubur yang tentu sangat membutuhkan doa anaknya. Mereka sangat butuh, hanya saja mereka tidak mampu menyampaikannya kepada kita.
Ingatlah, tidaklah kita mendoakan orang tua kita, melainkan anak-anak kita akan juga mendoakan kita di saat kita merasakan kegelapan di alam kubur. Tidaklah kita mendoakan kedua orang tua kita, kecuali Allah ciptakan untuk kita generasi yang akan mendoakan kita nantinya.
Cara selanjutnya untuk menyayangi kedua orang tua adalah dengan mendoakan mereka di saat mereka masih hidup, maupun ketika keduanya telah tiada. Jangan sekali-kali kita mengira dan menduga , bahwa berbakti kepada kedua orang tua bisa berhenti ketika mereka berdua telah wafat. Akan tetapi, berbakti kepada kedua orang tua tetap ada, selama Sang Anak itu hidup.
Walaupun orang tua telah meninggal, berbakti kepada keduanya tetap ada, tetap wajib, yaitu dengan mendoakan mereka. Orang tua kita sangat butuh akan doa anaknya, apalagi di saat keduanya telah berada di alam kubur; karena kita tidak tahu keadaan mereka di alam kubur yang tentu sangat membutuhkan doa anaknya. Mereka sangat butuh, hanya saja mereka tidak mampu menyampaikannya kepada kita.
Ingatlah, tidaklah kita mendoakan orang tua kita, melainkan anak-anak kita akan juga mendoakan kita di saat kita merasakan kegelapan di alam kubur. Tidaklah kita mendoakan kedua orang tua kita, kecuali Allah ciptakan untuk kita generasi yang akan mendoakan kita nantinya.
Baca Juga: